Rabu, Desember 17, 2025
spot_img
spot_img

BERITA TERBARU

spot_img

TRENDING

Walimurid SDN Cengkong IV Kecewa, Seleksi O2SN Dinilai Tidak Prfesional dan Kepala Sekolah Sulit Dihubungi

spot_img

Walimurid SDN Cengkong IV, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, menyampaikan kekecewaannya terhadap dugaan ketidakprofesionalan para guru dalam proses seleksi calon peserta Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Situasi semakin memanas setelah orang tua kesulitan menghubungi kepala sekolah untuk meminta klarifikasi.

Para guru sejatinya menjadi teladan bagi siswa sekaligus penjaga integritas pendidikan. Namun dugaan permainan dalam seleksi O2SN kali ini justru mencederai kepercayaan orang tua terhadap pihak sekolah.

Seorang wali murid kelas 4 mengaku kecewa karena menduga adanya keberpihakan guru terhadap salah satu calon peserta. Ia menilai bahwa sejak awal, guru telah mengusung satu nama tertentu sebagai pemenang.

Menurut penuturannya, proses seleksi yang dilakukan hanya sekadar formalitas. Meskipun ia meminta seleksi ulang agar berjalan objektif, keputusan akhir tetap dianggap berat sebelah dan tidak sesuai arahan juri dari SDN Cengkong III yang turut hadir.

Ia menegaskan bahwa anaknya merupakan atlet putri usia dini yang telah memiliki rekam jejak prestasi. Bahkan pada tahun sebelumnya, guru dan kepala sekolah pernah menjanjikan bahwa anaknya akan diprioritaskan untuk mengikuti O2SN 2025.

Namun kenyataan berkata lain. Tanpa pemberitahuan atau klarifikasi, sekolah justru memilih calon lain yang dinilai tidak melalui proses penilaian secara adil. Ia mengaku terkejut karena pihak sekolah seolah mengabaikan potensi yang pernah mereka akui sendiri.

Kekecewaan semakin besar ketika guru menyetujui seleksi ulang, tetapi proses tersebut hanya menjadi upaya meredam protes wali murid. Hasil akhir tetap diarahkan kepada calon yang sejak awal diunggulkan.

Lebih parah lagi, juri dari SDN Cengkong III secara jelas menyampaikan aturan bahwa peserta akan didiskualifikasi jika melebihi batas waktu. Namun guru SDN Cengkong IV justru mengabaikan aturan tersebut dan tetap meloloskan calon yang melebihi batas waktu.

Alasannya, gerakan peserta tersebut dianggap “lebih menarik” dan “lebih enak dilihat”. Bagi wali murid, alasan ini sangat tidak profesional dan jauh dari standar penilaian resmi O2SN.

Ia menegaskan bahwa guru seharusnya menjadi contoh kedisiplinan, bukan justru pihak yang pertama kali melanggar aturan. Tindakan seperti ini dinilai dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan.

Tidak hanya merugikan anaknya, ia juga menilai keputusan itu memberi contoh buruk bagi siswa lain. Proses yang tidak adil dikhawatirkan akan membentuk persepsi negatif tentang integritas sekolah.

Ketika mencoba menyampaikan keluhan kepada kepala sekolah, wali murid justru mengalami kesulitan. Kepala sekolah disebut jarang berada di sekolah sehingga tidak bisa ditemui langsung.

Upaya menghubungi melalui WhatsApp pun tidak membuahkan hasil. Pesan yang dikirim hanya dibaca tanpa adanya jawaban, klarifikasi, ataupun penjelasan resmi.

Salah satu guru hanya menyampaikan bahwa kepala sekolah sedang menjalani terapi. Namun informasi itu tidak diberikan secara formal melalui pemberitahu tua murid.

Gofur, seorang pimpinan media sekaligus ketua organisasi wartawan di Karawang, turut menyoroti masalah ini. Ia menyayangkan sikap pihak sekolah dan menyatakan siap membawa persoalan tersebut ke ranah lebih serius jika tidak ada penjelasan res

Bagikan Artikel

BERITA TERATAS

Popular Articles